Kota Prancis Memboikot Piala Dunia 2022 di Qatar

Kota Prancis Memboikot Piala Dunia 2022 di Qatar
Maskot Piala Dunia 2022 Qatar: Pengertian La'eeb dalam bahasa Arab berarti pemain super terampil

Paris dan Marseille telah mengumumkan bahwa mereka akan bergabung dengan Lille dan kota-kota Prancis lainnya dalam memboikot Piala Dunia 2022 sebagai protes atas Qatar yang menjadi negara tuan rumah. Menurut Pierre Rabadan, Wakil Walikota Paris untuk Olahraga, ibukota Prancis telah memutuskan untuk tidak memasang layar lebar untuk pertandingan Piala Dunia 2022. Menurut Rabadan, ada beberapa alasan mengapa Paris akhirnya mengikuti Bordeaux, Strasbrough, Lille, dan kota-kota Prancis lainnya dalam memboikot turnamen empat tahunan itu.

“Yang pertama adalah kondisi lingkungan dan sosial untuk penyelenggaraan Piala Dunia ini,” jelas Rabadan.

"Poin kedua adalah bahwa acara empat tahunan itu berlangsung pada bulan Desember," tambah Rabadan. 

Piala Dunia ini akan diadakan pada musim dingin untuk negara-negara Eropa dan diperkirakan baru akan berlangsung di tahun 2022 sebelum kembali pada musim panas. 

"Model untuk acara besar seperti ini bertentangan dengan keinginan Paris untuk menjadi tuan rumah," jelas Rabadan. Sementara itu, kota Marseille telah mengumumkan bahwa mereka akan melakukan hal yang sama pada Senin (3/10/2022), yaitu membatalkan siaran Piala Dunia secara besar-besaran.

Menurut perwakilan dari kota kedua Prancis, penyelenggaraan turnamen ini merupakan bencana bagi lingkungan dan kemanusiaan. Menurut pernyataan Marseille, kota ini berkomitmen untuk nilai-nilai berbagi dan solidaritas dalam olahraga, serta untuk menciptakan lingkungan yang lebih hijau. Alhasil, Marseille memutuskan untuk tidak berkontribusi dalam promosi turnamen Piala Dunia di Qatar. Kota Lille adalah yang pertama mengajukan protes semacam ini oleh kota-kota Prancis terhadap pelaksanaan Piala Dunia di Qatar.

Pada Sabtu (1/10/2022), Walikota Lille Martine Aubry mengumumkan bahwa Dewan Kota Lille dengan suara bulat menolak pemutaran Piala Dunia skala besar di kota mereka. Ini adalah protes terhadap pelanggaran hak asasi manusia bagi pekerja migran dan dampak lingkungan dari persiapan Piala Dunia Qatar pada 2022. Kota-kota lain di Prancis dengan cepat mengikuti jejak Lille, menolak untuk menayangkan siaran Piala Dunia di layar nasional. Setelah Lille, ada Strasbourg, Reims, Bordeaux, dan, yang terbaru, Marseille dan ibu kota Prancis, Paris.